Kabut dan Ray Of Light dalam Fotografi Human Interest

March 23, 2018

Oky Arisandy

GEO121500581, GeoJatim

Member Reguler Geonusantara dengan akun instagram @okyarisandi yang terdaftar di Geonusantara pada bulan Desember 2015.
 

Abstraksi

Human Interest Photography adalah salah satu jenis fotografi yang mengekspos tentang kehidupan manusia, aktivitas, serta interaksi sosialnya sehingga memberikan kesan kepada penikmatnya. Untuk memperkuat kesan tersebut, elemen yang dapat mendukungnya adalah kabut dan ray of lights, di mana keduanya dapat ditemukan ketika kondisi kelembaban udara yang tinggi.

Pendahuluan

Human Interest Photography kalau dijabarkan adalah penggambaran kehidupan pribadi manusia, aktivitasnya, atau interaksi sosial, sehingga dapat menarik ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi yang melihatnya. Sebuah foto human interest selalu berkaitan dengan sisi dramatisnya, yang mana membuat nuansa fotonya menggugah perasaan dan ketertarikan bagi yang melihat.

Materi

Menjadikan foto human interest lebih dramatis salah satunya karena bumbu kabut dan Ray Of Light (ROL) di dalamnya. Kabut bisa ditemukan pagi hari dan ray of light bisa ditemukan pada jam jam pagi atau sore hari sekitar 1 jam sehabis dan sesudah munculnya matahari.

Kabut biasanya muncul ketika cuaca dingin dan terdapat kadar kelembaban tinggi di tempat tersebut. Namun jika terdapat angin kencang, jangan berharap kabut akan muncul meskipun cuaca pada saat itu dingin sekali. Pada intinya, kabut adalah bumbu yang paling jujur yang bisa menceritakan adanya sisi dramatis dalam foto tersebut.

Gambar : Peran Kabut dalam Memberikan Kesan Dramatis dalam Fotografi Human Interest

Ray of Lights (ROL) adalah bias sinar matahari yang membuat foto akan lebih dramatis. Berikut adalah tips untuk memotret ray of lights :

  1. Ray of Lights yang bagus bisa kita dapatkan ketika kita memotretnya 30 – 60 menit setelah terbitnya matahari dan 30 – 60 menit sebelum tenggelamnya matahari.
  2. Usahakan memilih spot dengan kontras yang tinggi, dengan background gelap seperti sinar yang menembus pohon dan dedaunan yang gelap atau jendela dengan ruangan yang gelap membuat sinar semakin jelas dan menonjolkan sinar yang tertangkap.
  3. Memotret dengan eksposur yang tepat.
  4. Langkah bagusnya jika dalam spot ray of lights terdapat kabut tebal yang membuat ray of lights semakin jelas dan tebal. Namun juka tidak terdapa t kabut, Anda bisa menggunakan asap buatan seperti fogger atau pembakaran daun, yang pastinya membuat ray of lights semakin dahsyat.
Gambar : Natural Ray of Lights
Gambar : Ray of Lights dengan Fogger
Gambar : Fogger

Intinya dalam memotret ray of lights kita tidak perlu ribet dengan teknik, meskipun tetap harus menggunakan pilihan lensa dan eksposur yang tepat. Yang paling penting adalah kita menemukan ray of lights tersebut. Tipis tebalnya ray of lights bisa diakali dengan penggunaan fogger. Namun dengan rajin berkeliling kampung yang memiliki potensi keluar ray of lights sehingga bisa dikunjungi untuk hari-hari berikutnya dengan memotret candid alami ataupun secara pengarahan terhadap model.

Program Belajar Bersama Keluarga Geonusantara

Edisi Jurnal :

24 Februari 2017

 

Email :                     

geonusantara.org@gmail.com

 

Website :

www.geonusantara.org

 

Dipandu oleh :

Divisi Moderasi dan Representasi Member Geonusantara

 

Moderator :

Windu Fidyanto, Agus Salim, Wanda Switenia, Niken Nanda Wulandari, Asria Suarna

 

Dokumentasi :

Pengurus Pusat Geonusantara

Perang Perayaan Musim Panen Sumba

Demi Emas di Papua, CIA Gulingkan Soekarno dan Kennedy

Kenapa Semua Fotografer Harus Mempunyai Lensa 50 mm