Andy Adam

GEO061702672, GeoRiau

Member Reguler Geonusantara dengan akun instagram @andyadam.photography yang terdaftar di Geonusantara pada bulan Juni 2017.

Abstraksi

Banyak fotografer yang bingung untuk menggunakan lensa yang tepat pada beberapa genre fotografi yang memberikan hasil optimal, namun mudah untuk dibawa ke manapun. Terlepas dari keinginan untuk dipandang sebagai fotografer handal secara penampilan luar, tidak perlu menggunakan lensa yang berukuran besar dan panjang untuk menghasilkan foto yang bagus. Lensa 50 mm dengan F/1.8 dan/atau F/1.4 cukup dalam memberikan hasil optimal, sekaligus mengasah skill dalam penentuan komposisi dan angle.

Pendahuluan

Lensa 50 mm yang dimaksud dalam hal ini adalah lensa 50 mm yang memiliki apertur F1.8 dan F1.4. Dari pengalaman Adam ketika awal menggemari fotografi pada tahun 2008, ia beranggapan bahwa belumlah menjadi fotografer apabila belum menggunakan lensa telefoto yang berukuran besar dan panjang. Kemudian dipilihlah lensa Sigma 70 – 300 mm APO DG Macro sebagai lensa telefoto pertama.

Percaya diri? Sudah pasti! Namun pada tahun 2009 lalu ketika ia mengikuti hunting foto model di sebuah museum di Yogyakarta, ia bertemu dengan fotografer yang lebih senior dan itulah pertama kali ia melihat lensa 50mm yang digunakan oleh fotografer tersebut.

Ukuran lensanya yang kecil mengundang pertanyaan, “Bisa apa sih nih lensa, kecil banget ga ada apa-apa nya dengan lensa tele gue?” begitulah kira-kira yang ada dalam pikirannya. Lalu Adam mulai menggali informasi kepada fotografer tersebut mengenai lensa 50 mm, baik kelebihan dan kekurangannya yang pada akhirnya Adam mencoba meminjamnya dan mendapatkan beberapa kesimpulan.

Beberapa bulan kemudian Adam memutuskan untuk membeli lensa 50 mm setelah mempertimbangkan dengan berbagai kesimpulan.

Materi

Berikut beberapa pertimbangan terhadap lensa 50 mm :

1. Lensa 50 mm dapat Meningkatkan Teknik Komposisi

Jika sebelumnya kita bisa dengan santai memutar zoom lensa untuk mengatur komposisi tanpa harus repot mendekati atau menjauhi objek. Namun pada lensa 50 mm sebaliknya, kita dituntut untuk berpikir lebih kreatif untuk memanfaatkan panjang fokal 50mm untuk mengatur komposisi foto kita, apakah kita harus mendekati objek atau harus menjauhi objek guna menghasilkan foto yang sesuai harapan. Intinya, lensa 50 mm membuat kita melakukan banyak eksperimen untuk menemukan komposisi terbaik di dalam foto. Mindset yang seyogyanya digunakan ketika menggunakan lensa 50 mm adalah “Ayo kamu harus kreatif menemukan angle dan komposisi terbaik,” karena secara tidak disadari kemampuan kita untuk mengolah komposisi foto akan meningkat dan kita akan lebih memahami karakter lensa ini.

2. Tidak Ada Permasalahan ketika Kondisi Cahaya Rendah (Low Light).

Bagi yang akan memotret wedding indoor maupun memotret band performance di kafe yang juga pencahayaannya terbatas tanpa menggunakan lampu flash tidaklah menjadi masalah. Bukaan diafragma 1.8 atau 1.4 akan memberikan cahaya dan shutter speed yang cukup tanpa harus menaikkan ISO yang tinggi. Dibandingkan dengan menggunakan lensa kit 18 – 55 mm yang memiliki rentang bukaan diafragma 3.5 – 5.6, lensa 50 mm tidak perlu membawa flash eksternal, karena bisa diandalkan untuk low light. Jadi, saat kita membutuhkan cahaya yang lebih banyak dan natural tanpa melibatkan flash, lensa 50 mm menjadi salah satu pilihan terbaik. Pengalaman memotret performance dengan menggunakan lensa telefoto 70 – 200 F/2.8, akan tetapi lensa tersebut tidak menjadi pilihan favorit dikarenakan dimensi dan beratnya lensa itu. Lensa 50 mm tetap menjadi pilihan, dikarenakan bukaan diafragmanya lebih besar daripada 70 – 200 mm.

3. Small and Lightweight

Satu kata untuk lensa 50 mm adalah “enteng”. Dimensinya kecil (khusus untuk lensa 50 mm F/1.4 rata-rata ukurannya lebih besar daripada 50mm F/1.8 di semua merek). Bahkan lensa 50 mm lebih ringan dan lebih kecil daripada lensa standar. Bagi yang tidak mau ribet membawa tas kamera besar, lensa 50mm cocok menjadi teman travelling. Ini menjadi keuntungan bagi teman-teman yang hobi street photography, ukuran lensa yang kecil tidak menarik perhatian orang banyak, akan terasa beda kalau teman-teman bawa lensa 70 – 200 mm. Pernah pengalaman dalam memotret street dan human interest di sebuah pasar menggunakan 70 – 200 mm, gampang menarik perhatian orang-orang sekeliling kita karena dimensi dan warna lensanya. Kalau  menggunakan lensa 50 mm maka lensa tersebut bisa disembunyikan di balik tas ataupun jaket.

4. Serba Guna

Pada kamera fullframe seperti Canon 5D atau 6D, atau Sony Alpha 7 Series, sudut pandang lensa 50 mm merupakan sudut pandang real mata manusia. Jadi apa yang kita lihat dengan mata telanjang, seperti itulah hasil foto kita dengan menggunakan lensa 50 mm pada kamera fullframe. Lalu bagaimana dengan kamera non-fullframe? Tidak masalah, hanya sedikit agak mengezoom dibandingkan dengan kamera fullframe. Hal ini membuat lensa 50 mm ideal untuk street photography. Bukaan diafragma yang besar juga menjadikan lensa 50 mm “excelent” untuk portrait photography. Khusus untuk lensa 50 mm F/1.4 bokeh atau blur yang dihasilkan lebih lembut daripada 50mm F/1.8. Lalu bagaimana jika kita ingin memotret landscape? Kembali ke point 1, gunakan krativitas kita untuk menemukan komposisi terbaik pada lensa 50 mm. Karena dari awal belajar memotret kita pasti dikenalkan dengan genre portrait photography, maka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyukai lensa 50 mm ini.

5. Affordable Price for High Quality Image.

Nah alasan terakhir ini menjadi alasan utama kenapa direkomendasikan untuk menggunakan lensa 50mm. Bisa dibilang lensa 50 mm adalah Prime Lens yang paling murah di antara Prime Lens lainnya, yakni lensa 35 mm, 85 mm, 135 mm, 200 mm). Lalu apakah dengan harga yang murah foto yang dihasilkan jelek? Belum tentu, sepanjang pengalaman dalam penggunaannya di Canon, dapat disimpulkan lensa 50 mm jauh lebih tajam dibandingkan lensa kit 18 – 55 mm dan lensa telefoto 70-300mm yang pernah digunakan. Bahkan pernah dikomparasikan lensa 50 mm F/1.8 Canon sedikit lebih tajam daripada lensa 50 mm F/1.4 Canon pada diafragma tertentu. Jadi apakah lensa 50 mm murahan? Salah. Pengalaman pernah digunakan Lensa Canon 50 mm F/1.4, Lensa Sigma 50 mm F/1.4, semuanya tidak pernah mengecewakan.

Penutup

Jika ingin lebih kreatif atau ingin mengasah komposisi, lensa ini menjadi pilihan terbaik dengan alasan-alasan di atas. Mungkin ada alasan-alasan lain selain yang dibahas di atas, yang menjadi pertimbangan kenapa semua fotografer disarankan mempunyai lensa 50 mm.

Program Belajar Bersama Keluarga Geonusantara

Edisi Jurnal :

24 Maret 2018

 

Email :                     

geonusantara.org@gmail.com

 

Website :

www.geonusantara.org

 

Dipandu oleh :

Divisi Moderasi dan Representasi Member Geonusantara

 

Moderator :

Robertus Agung S., Windu Fidyanto, Wanda Switenia, Niken Nanda Wulandari, Alfian Maulana Fajar, Agus Salim, Agung Wardoyo

 

Dokumentasi :

 

Pengurus Pusat Geonusantara