Bagi kolektor barang antik, Solo menjadi surga yang menyediakan beragam benda bernilai sejarah dan suvenir jadul. Pasar Windujenar atau yang lebih dikenal sebagai Pasar Triwindu menjadi sentranya. Terletak di depan Pura Mangkunegara atau kawasan Ngarsopura di Jalan Diponegoro, pasar ini menawarkan berbagai barang antik yang boleh ditawar.
Tidak akan pernah bosan rasanya menyusuri los dan kios di pasar yang didirikan pada 1939 dalam rangka memeringati 24 tahun KGPAA Mangkunegara VII berkuasa.
Barang-barang jadul, mulai gramofon buatan eropa, pusaka, kamera tua, ukiran, peralatan rumah tangga lawas hingga mainan antik, ditawarkan pedagang. Barang-barang ini dapat ditemukan di lantai satu pasar. Sementara di lantai dua, mayoritas barang yang ditawarkan onderdil kendaraan tua.
Seorang pedagang, Doni Saputra mengatakan, barang-barang antik yang dijualnya merupakan barang dari tahun 1930 hingga tahun 1960-an. Wujudnya pun beragam. Radio tabung, lampu hias buatan Inggris lengkap dengan ornamen lukisan handmade, serta jam dinding asli buatan Jerman dan Rusia zaman Perang Dunia ke II pun ada di sini.
Tips bagi pengunjung pasar Triwindu yang hendak membeli barang, perhatikan secara seksama barang yang akan dibeli. Jika perlu, tanyakan kepada si penjual apakah benar barang tersebut asli buatan tempo dulu atau tidak.
Sebab, diantara barang antik dan lawas yang dijajakan juga terdapat produk baru berbentuk menyerupai barang-barang jadul. Penjual akan menjelaskan jika ditanya.
Foto diambil dari akun Instagram @dutaamar
Disadur oleh Tim GeoEnsiklopedia dari :
1. http://travel.kompas.com
Cintai Mahakarya Nusantara
#geonusantara
#geoensiklopedia
#geo0252uber