Taufan Andri, GEO071601425, GeoJatim
Member Reguler Geonusantara dengan akun instagram @taufan_andri yang terdaftar di Geonusantara pada bulan Juli 2016.
Abstraksi
Pemotretan gerakan balet oleh balerina membutuhkan kemampuan dan kesabaran ekstra karena diperlukan pemahaman gerakan serta keterampilan dalam membidik kapan saat paling tepat dalam mencapai titik kesempurnaan gerakan balet. Ada 2 teknik yang dapat digunakan dalam mengambil gambar balerina, yakni teknik pembekuan gerakan balerina (freezing) dan teknik freezing motion melalui teknik long-exposure.
Pendahuluan
Memotret seorang balerina sendiri memang agak berbeda dengan memotret model-model biasanya, karena prosesnya membutuhkan kesabaran karena harus benar-benar menunggu momen yang pas, yakni ketika sang balerina mencapai titik kesempurnaan dalam sebuah gerakannya.
Materi
Hal pertama yang harus dilakukan adalah kita harus sering-sering melihat gerakan balet untuk menentukan gerakan maksimal seorang balerina, karena balerina hanya mempunyai waktu 0,5 detik untuk mencapai titik kesempurnaan pada akhir gerakan.
Sebelum memotret, peralatan yang harus digunakan adalah kamera (DSLR/Mirrorless), studio flash (speed flash), trigger dan tripod, dan untuk lensa dibebaskan untuk menggunakan lensa apapun sesuai kebutuhan.
Untuk meng-freeze gerakan seorang balerina cukup menggunakan EXIF shutter speed 1/250, F8.0, ISO 200, di sini kebetulan Taufan memotret menggabungkan teknik low key agar foto terlihat dramatis dan flash terletak di depan sebelah kiri seorang balerina.
Dari gerakan titik kesempurnaan balerina, bisa dilihat dari kaki, tangan, dan mimik wajah balerina. Apabila kita terlalu gegabah menekan tombol shutter, maka gerakan yang ditampilkan seorang balerina pun kurang maksimal.
Selanjutnya adalah trik freezing motion kedua, untuk merekam gerakan sebuah gerakan balet, yaitu dengan menggunakan teknik long exposure yang dibekukan oleh cahaya melalui continues flash. Jadi, sebelum memotret usahakan untuk menentukan fokus obyek terlebih dahulu karena ketika memotret, ruangan harus benar-benar gelap atau minim cahaya, karena jika terlalu banyak cahaya akan mengakibatkan over-exposure.
Untuk EXIF nya, shutter speed ditentukan oleh banyaknya gerakan balerina ditambah 1 detik, jadi ketika seorang balerina bergerak sebanyak 4 gerakan maka shutter speed yang digunakan 1/5 detik, dan ketika balerina bergerak sebanyak 3 gerakan maka shutter speed yang digunakan adalah ¼ detik.
Lebih baik menggunakan trigger yang dipegang oleh balerina untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal karena dalam keadaan ruangan yang gelap sulit untuk mengetahui gerakan sang balerina tersebut.
Program Belajar Bersama Keluarga Geonusantara
Edisi Jurnal :
10 Desember 2017
Email :
geonusantara.org@gmail.com
Website :
www.geonusantara.org
Dipandu oleh :
Divisi Moderasi dan Representasi Member Geonusantara
Moderator :
Windu Fidyanto, Niken Nanda W., Wanda Switenia, Asria Suarna, Ahmad Iwan Sulistyo, Agus Salim, Desy Ramadhani.
Dokumentasi :
Pengurus Pusat Geonusantara