Travelling Photography

February 14, 2018

Alfin Tofler, GEO031601066, GeoJabodetabek

Member Reguler Geonusantara dengan akun instagram @alfintofler yang terdaftar di Geonusantara pada bulan Maret 2016.

Abstraksi

Travelling adalah salah satu hal yang digunakan untuk menyegarkan diri, baik dalam konteks acara keluarga, pekerjaan, maupun visi tertentu. Dalam travelling photography dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni photography for travel yang menggunakan fotografi sebagai dokumentasi sehingga peralatan yang dibutuhkan sesimpel mungkin, dan travelling for photography yang menggunakan fotografi sebagai visi utamanya sehingga perlu menggunakan peralatan selengkap mungkin. Berbagai kendala selama perjalanan perlu dipertimbangkan, baik rekan perjalanan, moda transportasi, penginapan, maupun pemahaman terhadap spot tersebut. Personal Branding sangat dibutuhkan karena untuk mengaktualisasikan diri kita bila kita sudah mampu memiliki foto yang bagus.

Pendahuluan

Travel Photography sedang ngetren beberapa tahun belakangan ini. Alfin sendiri dari dulu senang jalan-jalan dan kebetulan juga mempunyai hobi fotografi. Buat ia pribadi, travel photography dibagi menjadi 2, yakni travel for photography, dan photography fo travel. Kedua hal tersebut titik pembedanya adalah di gear yang dibawa.

Materi

Pada photography for travel, yang dibawa hanya peralatan yang sederhana, tidak membawa filter dan hanya membawa flexible tripod.

Intinya, bawa peralatan sesimpel mungkin karena biasanya dilakukan untuk jalan-jalan bersama keluarga atau pasangan sehingga hanya sekedar untuk dokumentasi maupun selfie.

Pada travel for photography, peralatan fotografi yang digunakan harus selengkap mungkin karena tujuan kita adalah untuk fotografi. Pada prinsipnya, lebih baik menyesal karena membawa, daripada menyesal karena tidak membawa.

Contoh, di bawah ini adalah foto elang-elang yang paginya hampir menyerah karena tidak membawa lensa telefoto. Untungnya prinsip di atas masih dipegang, ternyata dari 8 hari perjalanan hanya satu kali lensa telefoto dipakai dan itu worth sekali.

Apa saja obyek yang difoto bila travel? Jawabannya adalah apa saja. Jangan menjadi tipe orang yang membatasi diri, jangan mengekang diri kita untuk satu bidang (genre) saja. Namun, kenapa Alfin selalu mengurangi kehadiran orang di dalam frame? Jawabannya adalah agar terlihat sepi sehingga bila ada yang membeli foto kita, kita tidak perlu model release. Model release ini penting, walau kita di Indonesia tidak menyadarinya, namun begitu kita menampilkan foto orang untuk kepentingan komersil bisa dituntut oleh orang tersebut karena sudah dilindungi oleh undang-undang.

Teman adalah salah satu hal yang mempengaruhi foto kita karena teman yang satu visi perjalanan akan membuat kita dapat menghasilkan foto yang lebih bagus lebih besar. Misal, ketika duduk diam di spot menunggu momen, ada teman yang bosan dan merengek untuk mengajak pulang. Ketika di-iyakan, tiba-tiba momen pun datang sehingga berbuah penyesalan pada akhirnya. Bukan berarti dianjurkan untuk egois, namun lebih enak memiliki teman seperjalanan yang bisa kompromi dengan apa yang kita mau. Atau lebih baik mencari teman yang mempunyai tujuan sama, visi yang sama yakni ingin mendapatkan foto yang bagus, pasti semua bersedia menunggu. Karena foto itu bukan seperti memesan kamar karaoke yang ketika datang langsung dapat, lalu masuk, dan akhirnya puas. Kadang kita harus duduk menunggu 1 menit langsung dapat, bahkan harus menunggu 1 jam atau 2 jam baru dapat.

Ada permasalahan lain, yakni bangun pagi, bangun malam, dan tidur pagi. Jika menjadi turis, hal yang paling enak adalah bangun siang, sarapan di hotel, kemudian santai-santai. Namun apabila tujuan utama kita foto, maka jangan harap bisa menikmati matahari naik pelan-pelan di horizon karena bakalan sibuk lari ke sana sini.

Riset adalah hal yang penting jika kita arrange trip untuk orang lain. Kita harus membuat itenerary. Untuk sebagian orang, foto itu harus ‘begini’, sedangkan saya harus ‘begitu’, namun paling tidak atur perjalanan Anda sendiri untuk mendapatkan kepuasan diri.

Ketika ingin memburu foto di spot sunset, maka harus menunggu ketika sunset baru mengambil foto. Namun jika itu spon sunrise maka harus pulang dulu dan balik lagi esok hari untuk mengambil foto karena tujuannya untuk bersenang-senang, tidak harus mengejar foto dalam sehari mendapatkan beberapa spot. Ingat, ini hanya jika Anda memiliki waktu luang. Jika tidak memiliki waktu yang cukup, maka disarankan ikut trip foto. Dijamin akan mendapatkan foto yang bagus.

Ada pengalaman, seseorang dibayarin jalan-jalan setahun untuk membuat foto kalender tahun depan. Ada yang berjualan online stock photo. Ada yang dikontrak di kantor berita luar negeri. Ada yang dibayarin untuk foto pemandangan oleh pemerintah. Namun dari semua itu, syaratnya hanya satu, yakni kenal dengan orang yang tepat karena permasalahannya kita tidak kan mengetahui kapan akan bertemu dengan orang yang tidak tepat, sehingga harus berbuat baik terhadap semua orang, berbagi yang baik baik, dan tidak perlu mencari musuh karena musuh akan datang sendiri tanpa dicari. Satu hal yang perlu diingat, yakni personal branding. Jika foto Anda bagus, namun teman-teman tidak mengetahui siapa Anda ya buat apa? Sehingga manfaatkan semua sosial media yang Anda punya untuk personal branding.

Peralatan yang Dibawa untuk Photography for Travel
Flexible Tripod
Peralatan yang Dibawa untuk Travel for Photography
Foto Elang tanpa Lensa Telefoto
Foto Elang dengan Lensa Telefoto

Program Belajar Bersama Keluarga Geonusantara

Edisi Jurnal :

6 Januari 2017

 

Email :                     

geonusantara.org@gmail.com

 

Website :

www.geonusantara.org

 

Dipandu oleh :

Divisi Moderasi dan Representasi Member Geonusantara

 

Moderator :

Windu Fidyanto, Wanda Switenia, Niken Nanda W., Agus Salim, Lusiani Lulu

 

Dokumentasi :

 

Pengurus Pusat Geonusantara

Perang Perayaan Musim Panen Sumba

Demi Emas di Papua, CIA Gulingkan Soekarno dan Kennedy

Kenapa Semua Fotografer Harus Mempunyai Lensa 50 mm