Kesultanan Demak merupakan kerajaan yang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Majapahit yang beragama Hindu-Buddha. Kesultanan Demak sudah bernuansa Islam dengan sudah meluasnya ajaran Agama Islam oleh Wali Songo.
Berdirinya Masjid Agung Demak merupakan simbol awal dimulainya masa Kesultanan Demak serta bukti Islamisasi di Jawa telah meluas. Berikut merupakan fakta dan falsafah Masjid Agung Demak.
- Didirikan Dalam Waktu Semalam
Masjid Agung Demak didirikan pada tahun 1466 Masehi oleh para Wali Songo dan Raden Patah. Uniknya masjid ini didirikan hanya semalam, sehingga sudah dapat digunakan untuk sholat Subuh berjamaah pada pagi harinya. - Atap Tumpang Tiga
Bentuk atap tumpang tiga yang mirip dengan pura Hindu memiliki makna Islam, Iman, dan Ihsan, serta pada puncaknya terdapat mustoko (mahkota) sebagai bentuk tauhid kepada Allah SWT. - 4 Pilar Utama (Saka Guru)
Saka Guru ini merupakan pilar penyangga utama Masjid Agung Demak buah karya dari Sunan Ampel (Surabaya), Sunan Gunung Jati (Cirebon), Sunan Bonang (Tuban), dan Sunan Kalijaga (Demak). Tinggi pilar ini adalah 17 meter yang bermakna 17 rakaat sholat wajib dalam sehari, serta pilar yang berjumlah 4 ini bermakna Al-Quran, Al Hadist, Ijma’, dan Qiyash. Terdapat keunikan pada pilar karya Sunan Kalijaga yang terdiri dari potongan-potongan kayu kecil disusun menjadi satu yang disebut dengan Saka Tatal. Saka Tatal ini memiliki filosofi persatuan yang mampu menghasilkan satu kekuatan.
Foto diambil dari koleksi pribadi Tim GeoEnsiklopedia
Disadur oleh Tim @GeoEnsiklopedia dari
1. Pemaparan dari Bapak Sugiyo (Narasumber Masjid Agung Demak). 2016. The Journey of Backpacker eps. 3 Demak. Akun Youtube TRANS7OFFICIAL.
#geoensiklopedia
#geonusantara
#GEO0281UBER